Rasulullah Saw dilahirkan pada Senin, 12 R. Awal tahun gajah. Ada beberapa keterangan yang menyebut, Nabi lahir setelah 25 hari ada yang menyebut, 40 hari setelah peristiwa pasukan gajah Abrahah. Banyak pendapat yang melingkupinya. Penamaan tahun gajah, karena Bangsa Arab dulu, biasa menamai sebuah tahun dengan peristiwa besar yang terjadi di tahun itu.
Rasulullah lahir dalam keadaan yatim. Saat usia kandungan 6 bulan, ayahnya Abdulloh bin Abd Muthallib wafat di Yatsrib atau Madinah. Halimatus Sa’diyah menjadi inang penyusu, seperti adat orang Arab; bayi disusukan kepada inang penyusu (Murdhi’ah).
Pada usia 6 tahun, sang ibu Aminah ikut meninggal dan dimakamkan di Abwa’. Praktis, Rasulullah menjadi yatim-piatu.
Setelah yatim piatu, kepengasuhan diambil oleh sang kakek, Abdul Muthalib dan sepeninggal sang kakek, ia diasuh oleh pamannya, Abu Thalib bin Abdul Muthalib.
Pada usia 12 tahun, Nabi melakukan perjalanan dagang bersama sang paman Abu Thalib ke Syam. Di perjalanan itu, mereka bertemu dengan seorang Rahib Buhaira yang menyebut Nabi bakal diutus sebagai Rasul, karena ia melihat tanda kenabian, juga batu dan pohon ia lihat tampak bersujud.
Pada usia 23 tahun, Nabi Muhammad menikahi sayyidah Khadijah, ada yang menyebut berusia 25 tahun. Rasulullah hidup bersama Khadijah selama 24 tahun, dengan 2 putra dan 4 Putri. Siti Fatimah, satu-satunya putri Rasulullah yang memiliki keturunan, hingga saat ini.
Pada usia 25 tahun, 15 tahun sebelum kenabian, Ka’bah mengalami pemugaran dan Nabi Muhammad menjadi juru damai, pertikaian antar suku saat peletakan hajar Aswad. Dengan menghampar kain dan hajar Aswad diletakkan di tengahnya, semua kepala suku memegang ujung untuk mengangkat hajar Aswad. Mereka menerima dengan lega keputusan Nabi Muhammad.
Pada usia 40 tahun, diangkat sebagai Nabi, dengan turunnya surah Iqra’ di goa khira’. Setelah diangkat menjadi Rasul, beliau menyampaikan dakwah secara senyap, dan setelah itu menyampaikan risalah secara terang-terangan.
Tekanan dari kaum Quraish pun bertubi-tubi, setelah secara terang berdakwah. Pemboikotan bahkan dilakukan oleh mereka, hingga 6 bulan setelah boikot, paman Nabi Abu Thalib meninggal dunia, 10 tahun setelah kenabian. Setelah 3 hari, sepeninggal sang paman, Istri tercinta Khadijah juga wafat.
Ada yang menyebut, Khadijah wafat terlebih dahulu dengan jarak 35 hari. Yang jelas, Khadijah dan Abu Thalib meninggal pada tahun yang sama. Dengan meninggalnya dua orang yang dicintai, lengkaplah duka Nabi, sehingga tahun itu disebut tahun duka atau ‘Aamul Hazn.
Sepeninggal dua pendamping hidupnya, peristiwa Isra’ dan Mikraj terjadi. Rasulullah diperjalankan oleh Allah pada malam hari, dengan singkat dari Mekah, ke Bait al-Maqdis dan naik ke Sidratul Muntaha. Saat itulah, perintah Shalat 5 waktu diturunkan.
13 tahun setelah kenabian, Rasulullah melakukan hijrah ke Madinah, berangkat pada hari Senin dan sampai di Madinah pada hari Senin. Perjalanan yang biasanya hanya 10 hari, terlambat karena harus menghindari kejaran kafir Quraisy.
Selama di Madinah, serangkaian peristiwa terjadi antara kaum Muslimin dengan kaum kafir. Berikut beberapa peristiwa penting semasa Nabi di Madinah.
Perang Badar terjadi pada tahun 2 H. Pertempuran tak seimbang, 313 kaum muslimin melawan 1000 pasukan kafir Quraish. Pertempuran akhirnya dimenangkan kaum Muslimin.
Perang Uhud terjadi pada tahun 3 H. 1000 Pasukan muslim menghadapi 3000 kaum kafir Quraisy. Umat Islam kalah, pada gempuran kedua yang pada pertempuran sebelumnya umat menang. Namun, akibat pasukan pemanah turun dari bukit, kafir Quraisy melakukan serangan balik, sehingga 70 kaum muslimin syahid, termasuk paman Nabi Hamzah bin Abdul Muthalib.
Perang Bani Nadhir terjadi pada tahun 4 H. Dipicu upaya pembunuhan kepada Rasulullah dan provokasi agar kafir Quraisy menyerang kaum Muslimin. Setelah diperingati agar keluar dari Madinah, mereka tidak mau, hingga di bawah pimpinan Ali bin Abi Thalib kaum Muslimin mengepung mereka hingga menyerah.
Pada tahun 5 H. Perang Khondaq terjadi. Dalam perang ini, kaum Muslimin menghadapi pasukan Ahzab atau sekutu dari golongan Yahudi Bani Nadir dan kaum musyrik Quraisy karena mereka tidak terima telah diusir oleh Rasulullah Saw dari Madinah ke tanah Khaibar. Serangan 10.000 pasukan itu, dapat ditangkal dengan strategi penggalian parit di sekitar Madinah, atas usulan strategi perang dari Salman al-Farisi.
Sulhul Hudaibiyah terjadi pada tahun 6 H. Rasulullah bersama kaum muslimin hendak melaksanakan umrah. Kaum muslim datang, tanpa senjata dengan jumlah yang besar. Untuk menghindari konfrontasi, Rasulullah SAW dan rombongannya bahkan mengambil rute yang berbeda hingga sampai di wilayah Hudaibiyah.
Kaum kafir Quraisy menolak kedatangan mereka, hingga setelah terjadi beberapa perundingan, disepakati 5 perjanjian, yang dikenal dengan perjanjian Hudaibiyah, mengacu tempat terjadinya shuluh.
Perang Khoibar terjadi pada tahun 7 H. Sebuah nama desa di Utara Madinah yang dikelilingi oleh beberapa lapis benteng dengan dua benteng utama, Na’im dan az-Zunair. Setelah beberapa hari melakukan pengepungan dan penyerangan, orang-orang Yahudi akhirnya kabur dari Khaibar.
Fathu Makkah terjadi pada tahun 8 H, dua tahun setelah perjanjian Hudaibiyah. Sekitar 10 ribu pasukan bergerak dari Madinah menuju Makkah, yang terjadi pada bulan Ramadhan ini.
Sejarah mencatat, Fath Makkah merupakan penaklukan yang penuh moral dan kasih sayang. Umat Islam mengambil alih Makkah dari kafir Quraisy tanpa ada perlawanan dan perang. Tak ada pertumpahan darah dalam perang Fathu Makkah. Ka’bah dan sekitarnya di Masjidil Haram kemudian disucikan dari berhala sembahan kafir Quraisy.
Perang Hunain juga terjadi tahun 8 H, pada bulan Syawal setelah pembebasan Mekkah. Perang ini memberikan pelajaran berharga bagi umat Islam yang saat itu karena berlaku sombong dengan banyaknya jumlah pasukan perang, yang mencapai 12 ribu ditambah 2000 kaum Tulaqa.
Kaum Muslimin nyaris kalah perang Hunain, meski jumlah mereka sangat banyak dibandingkan pasukan musuh. Namun atas bantuan dari Allah SWT, kaum Muslimin akhirnya memenangkan peperangan dengan kaum musyrik.
Perang Tabuk terjadi tahun 9 H. Peristiwa Perang Tabuk berlokasi di sebuah kota yang terletak di antara lembah al-Qura dan Syam, jarak antara Tabuk dan Madinah mencapai 778 kilo meter. Ketika itu, kaum Muslimin melawan pasukan dari kaum Romawi.
Perjalanan pasukan kaum Muslimin menuju Tabuk memakan waktu hingga 20 hari. Namun, pasukan Ramawi yang bakal diserang berserakan ke beberapa wilayah, ketika sampai kepada mereka berita tentang kekuatan pasukan Muslimin.
Satun tahun setelah peristiwa Tabuk, Hajjatul Wada’ dilaksanakan oleh Rasulullah pada tahun 10 H. Disebut Hajjatul Wada’ karena itu adalah haji terakhir nabi sebelum wafat. Rasulullah melaksanakan ibadah haji bersama ribuan sahabat.
Dan, setahun setelah haji Wada’, tepatnya pada tahun 11 H. Rasulullah wafat, dan dimakamkan di kamar Aisyah, samping kiri masjid Nabawiy. Tangisan umat Islam membanjiri Madinah, seolah tak percaya panutan mereka telah wafat.
Rasulullah, hidup selama 63 tahun. 40 tahun sebelum menjadi Nabi, dan 23 tahun setelah diangkat menjadi Nabi dan rasul. Setelah Rasulullah wafat, kepemimpinan umat Islam diserahkan kepada Abu Bakr, kemudian Umar bin Khattab, Utsman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib. Keempatnya, disebut Khulafa’ Ar Rasyidin.